PETANI TRADISIONAL
Sungguh tragis nasib para petani sekarang, sudah jatuh masih tertimpa tangga pula. Kalo jaman dahulu, bertani bisa jadi andalah untuk mencari nafkah mencukupi kebutuhan keluarga, tetapi sekarang..........sungguh berat.
Sekarang kita lihat, harga-harga bisa dinaikkan seenaknya sendiri tetapi harga gabah tetap aja segitu, paling-paling naik cuma beberapa persen. sedangkan ongkos produksi meningkat hampir lebih 2 kali lipat. Buat mengolah tanah, pupuk, ongkos tanam, obat-obatan, pemanenan sampai pengeringan butuh biaya yang tidak sedikit.
Pemerintah di demo ribuan mahasiswa aja sudah kelabakan, gimana kalo petani demo ya........ga usah turun kejalan tetapi mogok menanam padi misalnya atau tidak menjual hasil tanamnya gitu, apa tidak tambah pusing pemerintah kita karena akan mendapat sorotan dari mata dunia.kan imbasnya akan banyak manusia Indonesia yang terancam kelaparan. Bagi orang kaya sich sich masa bodo, kan tinggal beli beras impor, tetapi masyarakat Indonesia kan mayoritas ga kaya.
Tetapi bersyukur, petani Indonesia itu orang-orangnya tahan pukul, sabar, nrimo ing pandum. Meski dalam keadaan susah tetapi tidak ingin membuat susah orang lain, jadi tetap berkarya dilahan pertaniannya dan tentunya berdoa agar harga gabah dinaikkan dan harga pupuk diturunkan....
Amien.....